/* —( page defaults )— */ /* === Hide the NavBar === */ .Navbar { visibility:hidden; display: none; } /* === Hide the NavBar === */

02 April 2008

Ransum Ruminansia


Terdiri dari hijauan dan konsentrat. Sebenarnya pakan utamanya sapi adalah hijauan sebagai sumber energi untuk menunjang kehidupannya. Jika hijauan yang tersedia memiliki kualitas yang baik maka produktivitas ternak biasa maksimal. Kondisi hijauan di Indonesia secara umum kualitasnya masih rendah, hal ini ditandai dengan rendahnya kandungan protein, tingginya lignin dan rendahnya nilai kecernaanya. Bila kita akan merencanakan sapi dengan tingkat produksi susu yang tinggi pemberian pakan sapi harus kombinasi antara hijauan dengan konsentrat.
Konsentrat sapi, sudah dikenal para peternak sapi untuk produk yang dihasilkan pabrik pakan, konsentrat ini dibuat dari dua atau lebih bahan hasil ikutan pabrik, limbah pabrik atau produk pabrik. Kandungan proteinnya biasanya berkisar 14 sampai 17% dengan kandungan TDN 65 sampai 70%, dilengkapi dengan vitamin dan mineral. Konsentrat ini biasanya diberikan sebagai pakan tambahan setelah diberi sapi diberi rumput
Ternak ruminansia memiliki kemampuan yang luar biasa dalam mengkonversikan bahan pakan yang berkualitas rendah menjadi produk hasil ternak yang berkualitas tinggi. Kemampuan ini karena adanya
mikroorganisme yang mampu memanfaatkan bahan pakan yang berserat kasar tinggi menjadi sumber energi, perombakan serat ini dilakukan oleh bakteri sellulolitik dengan bantuan enzym sellulase yang dihasilkannya. Mampu memanfaatkan protein berkualitas rendah menjadi sumber protein yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh ternak.
Berbeda dengan unggas, ternak ruminansia mampu memanfaatkan sumber Nitrogen dari bahan baku yang mengandung nitrogen seperti halnya urea, ammonia, biuret diubah menjadi protein mikrobial yang memiliki kualitas yang lebih tinggi untuk diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh ternak. Dalam pembuatan konsentrat sapi kualitas protein bahan tidak mutlak, mengingat adanya kemampuan bakteri rumen yang mampu menyediakan sumber protein yang dapat mencukupi kebutuhan ternak. Hal ini dapat maksimal bila sapi mengkonsumsi ransum yang betul betul diperhitungkan zat-zat makanan yang dapat menstimulir pertumbuhan dan perkembangan populasi mikroba dalam rumen, sehingga mampu mencerna secara maksimal semua pakan yang dikonsumsi.
Bahan yang umum digunakan dalam pembuatan konsentrat sapi pada umumnya relatip lebih rendah harganya dibandingkan harga bahan untuk unggas. Ketersediannya didalam negeri cukup terjamin, dari berbagai percobaan dilapangan telah banyak limbah pertanian dan hasil ikutan pabrik yang dapat digunakan sebagai pakan sapi.
Agar konsentrat yang kita buat dapat memberikan hasil yang maksimal, kitaharus mengetahui riwayat perlakuan pada bahan sebelumnya, berapa besar batasan penggunaan bahan. Ukuran partikel konsentrat sapi ini berbeda-beda berdasarkan kebiasaan dalam pemberian pakannya. Para peternak sapi perah menghendaki adar tekstur konsentrat lembut dengan ukuran saringan (srceen) 4mm. Hal ini berhubungan dengan kebiasaan pemberian pakan yang dicampur air (dikombor). Bila tekturnya kasar makan sebagian bahan bahan akan mengambang, keadaan ini tidak disukai.
Pemberian pakan dalam keadaan basah ini sebetulnya kurang baik, mengingat konsentrat yang tersisa dalam bak pakan akan menjadi asam dan menjadi sumber penyakit (tumbuhnya bakteri pathogen) yang dapat menyebabkan ternak sakit .
Kebiasaan pemberian pakan di Feedlot (tempat penggemukan sapi) dimana pemberian konsentrat diberikan dalam jumlah yang banyak 70 sampai 80%dari total konsumsi, pemberian dalam bentuk kering lebih praktis dan menghemat tenaga kerja . Tektur yang dikehendaki oleh ternak sapi penggemukan biasanya kasar. (diknas, teknik produksi pakan)

Pembuatan Pakan Ayam

Biaya pembuatan pakan dalam usaha ternak yang tinggi sangat mempengaruhi kelangsungan usaha, terutama dalam peningkatan pendapatan yang diterima oleh peternak. Pembuatan pakan dengan berbagai macam bahan baku merupakan salah satu upaya untuk menekan biaya produksi.

Tahapan Penyusunan Pakan
Mengetahui kebutuhan pakan (nutrisi, waktu pemeliharaan, jml ayam, target2 produksi)
Mengetahui bahan pakan yang akan dipakai dan komposisi nutrisinya
Proses pembuatan pakan dengan didukung sarana yang memadai

KEBUTUHAN NUTRISI

Kebutuhan Nutrisi Ayam

Protein Kasar
18- 22 %
Lemak Kasar
5%
Serat Kasar
5%
Energi Met
2.700 – 3.000 KCl/kg



Target

Jml
200 ekor
Pemeliharaan
25 hari (± 4 minggu)
PBBH
950 gr,
Konversi
1,9
RC
1,2
Kelangsungan hidup
95%-98%

BAHAN BAKU
Penentuan bahan baku untuk pembuatan pakan harus memperhatikan
ü Jenis bahan baku yang akan digunakan
ü Murah harganya
ü Tidak bersaing dengan manusia
ü Mudah didapat
ü Kontinuitas (tersedian selama pmeliharaan)
ü Kandungan nutrisinya relative baik,

Ex Bahan baku
jagung, bekatul, dedak, tepung ikan dll
vitamin, mineral mix , Probiotik




Bahan Pakan
Protein (%)
Lemak (%)
Serat kasar (%)
BETN (%)
Tepung Ikan
46,67
4,05
4,69
21,51
Jagung
10,07
3,37
0,26
84,17
Dedak
9,61
10,03
14,24
52,61
Bekatul
14,10
15,10
12,80
15,10
Tepung Sagu
2,78
0,25
0,10
96,55
Tapioka
0,86
0,25
0,10
96,55
Ampas Tahu
24,81
17,99
8,87
41,61

PEMBUATAN PAKAN
a. Pengolahan Bahan Baku
Bahan baku yang berbentuk butiran atau berstektur kasar/berserat terlebih dahulu dihaluskan dalam bentuk tepung dengan cara digiling (grinding)
b. Pengeringan Bahan Baku
Pengeringaan dilakukan untuk mendapatkan dengan kadar air 11-13%..
c. Pembuatan
Berikut contoh formula yang sudah dibuat:
Bahan Baku
Komposisi/fase (%)

starter
Grower
Layer
Tepung ikan
24
20
17
Tepung Ampas Tahu
11
10
8
Tepung Jagung
31
31
32
Tepung Bekatul
26
26
26
Tepung Dedak
5
10
14
Vitamin Mix
2
2
2
Probiotik
1
1
1
Total
100
100
100
Protein kasar (%)
21,10
19,70
18,10
EM (KCal/kg)
2.871
2.844
2.772
Tahapan Pembuatan pakan antara lain sebagai berikut :
Penimbangan Bahan : Bahan yang siap diolah sebagai ditimbang sesuai takaran yang dibutuhkan untuk masing-masing jenis bahan dan fase perkembangan.
Pencampuran bahan : dimulai dari bahan yang konsentrasinya paling sedikit hingga konsentrasi paling banyak.diaduk hingga merata.
Pembuatan Pellet/butiran: Bahan yang telah dicampur secara merata lalu dibuat dalam bentuk pellet atau butiran dengan menggunakan mesin
Pembuat pellet: Pellet diperuntukkan bagi berumur 21 hari ke atas, sedangkan jenis butiran diperuntukkan1-21 hari
Pengeringan/pendinginan pakan jadi
Pengepakan dan Penyimpanan : Untuk menjaga kualitas pakan dikemas secara baik. Tempat penyimpanan iusahakan bebas dari hama dengan ruangan kering dan tidak lembab.
(Sumber: Bahan Makanan Unggas Indonesia, M Rasyaf; BPTP Sultra)

Kekurangan vitamin dan mineral pada unggas

Vitamin A: - keratinisasi pada kulit, gangguan integrasi
sistim saraaf, penurunan kekebalan, gejala
hypothyroidism, posporilasi terganggu
Vitamin D: terjadi gangguan absorbsi kalsium
(hipokalsemia), gangguan osteocalsin (pembentukan
protein tulang), menurunkan aktivitas pengikatan protein
di usus (intestinal protein binding), abnormalitas
pertumbuhan tulang kaki
Vitamin E: berperan sebagai antioksidan (dengan Se
sebagai kofaktor), subdermal eksudative, miopati di
lambung dan hati, infertile
Vitamin K: gangguan pembekuan darah, anemia,
osteocalsin
Vitamin B1: aktivitas beberapa enzim dekarboxilasi
terhambat
Vitamin B2: proses reduksi-oksidasi terganggu, gangguan
sistem saraf
Niacin: gangguan enzim untuk glikolisis, dermatitis,
rontok bulu
Biotin: gangguan kulit, kematian embrio
Vitamin B12: bulu tipis, kematian tinggi (karena luka di
lambung), mengakibatkan konsumsi protein meningkat
Mineral Kalsium dan Pospor : abnormalitas penulangan,
kerabang lembek
Mineral Magnesium : pertumbuhan terhambat, produksi
telur turun dan hiperiritasi otot-saraf
Mineral K, Na, Cl : pertumbuhan terhambat, kerabang
lembek, kematian
Mineral Fe (besi) : anemia